Uncategorized

Tanaman Organik Bantu Kurangi Pencemaran Lingkungan

Minat Tanaman organik di masyarakat kian meningkat, secara tidak langsung, hal ini merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Budidaya tanaman organik menggunakan bahan dan teknik alami yang ramah lingkungan, jadi tidak menggunakan banyak bahan kimia.

Tanaman organik tidak menggunakan bahan kimia dalam proses perawatannya, mulai dari pemupukan, penyemprotan hama, hingga masa panen. Lalu, apa saja yang membuat tanaman bisa disebut organik.

Sayuran bisa disebut organik, jika memiliki tahapan-tahapan berikut:

Bibit yang Dipilih

Bibit yang dipilih untuk membuat sayur organik berasal dari teknik budidaya tanaman alami, bukan dari rekayasa atau persilangan genetik.

Teknik Olahan Tanah

Teknik Olahan tanahnya dilakukan secara minimal, agar organisme yang ada di tanah masih bisa hidup, dan cara ini juga dinilai dapat mengurangi resiko kerusakan tanah.

Pemilihan Pupuk

Pemilihan pupuk dalam menanam tanaman organik, menggunakan pupuk kandang atau kompos buatan sendiri, bukan menggunakan pupuk berbahan kimia yang dibuat pabrik.

Pencegahan Hama

Untuk pencegahan hama, bisa menggunakan pestisida, tapi, tidak dengan tanaman organik, tanaman organik lebih memilih teknik alami, seperti pengawasan secara berkala, ataupun pestisida nabati dengan bahan dasar yang mudah terurai di alam.

Melihat dari semua bahan yang digunakan untuk mengolah tanaman organik, dapat dipastikan, bahwa menanam sayuran dengan cara ini, membuat lingkungan tetap sehat, karena tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi.

Bahan-bahan kimiawi yang biasa digunakan mulai dari bibit tanaman, pupuk, pembasmi hama, zat pengatur pertumbuhan dinilai kurang bagus terhadap lingkungan, yang mana membuat tanah menjadi tidak sehat.

Tanah menjadi tidak sehat karena mengandung sisa residu dari pestisida kimiawi, penggunaan bahan tersebut dapat menurunkan kualitas air pada pengairan lahan, dan ada residu yang jatuh ke tanah, dr. Otih Rostiana, M.Sc menyatakan, “Lahan yang pernah digunakan dengan pestisida, masih ada sisa-sisa residu yang jatuh ke tanah”.

Residu pada tanah, tidak bisa langsung hilang, butuh waktu hingga bertahun-tahun, dr. Otih menambahkan, “Biasanya dua sampai tiga tahun baru pengaruhnya hilang, dan tahun keempat baru bisa digunakan kembali”. 

Dilansir dari detik.com yang mengutip extoxnet.orst.edu, tanaman masih bisa menyerap pestisida pada suatu lahan yang pernah digunakan sebelumnya, namun ini hanya berlaku bagi beberapa tanaman yang menggunakan pestisida sistemik, yang mana pestisida diserap untuk dialirkan ke seluruh bagian tanaman untuk membunuh hama yang menggigitnya.

Selain itu, Residu pestisida juga bisa mencemari benih tanaman. Walapun pencemarannya terbilang cukup rendah, lebih baik, hal tersebut dihindari untuk menjaga kesehatan lingkungan.

Menjaga kesehatan lingkungan, adalah tujuan dari budidaya tanaman organik milik Sayur Kendal, karena dilakukan menggunakan bahan-bahan alami yang tidak tercemar oleh senyawa kimia, hal ini juga menjadi upaya sukses dari para petani organik. 

Petani organik Sayur Kendal yang panennya berasal dari Nara Kupu Village, Depok, tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia lain pada budidayanya, karena sadar akan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan Kimia.

Selain mengutamakan kepentingan konsumen yang minat terhadap tanaman organik, Sayur Kendal juga mengutamakan kepentingan lingkungan dimana tanamanan itu di budidaya, dengan membuat lahannya tetap sehat, sehingga masih bagus untuk penanaman yang dilakukan secara kontinyu.

Hal ini diupayakan Sayur Kendal mulai dari proses produksi, pengolahan, hingga diatribusi, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan lingkungan termasuk organisme didalamnya.

Source:

M.detik.com/health

Balitsa.litbang.pertanian.go.id

Kalteng.litbang.pertanian.go.id

Alodokter.com

M.cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *